33

IMFI Regional IV

Show Your Action!!

gubernur baru

Kepengurusan baru IMFI Regional IV

Ditandai dengan penyerahan simbolis proker sebelumnya kepada Risca Priatindini sebagai Gubernur IMFI Regional IV periode 2013/2014

pengurus baru

BPH Regional periode 2013/2014

Semangat IMFI Regional IV!!

muswil imfi

Muswil IMFI Regional 4

Kebersamaan dalam rangkaian muswil di IIK Kediri

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Kamis, 28 Januari 2016

MIGRAIN

#

DEFINISI
Menurut International Headache Society (IHS), migren adalah nyeri kepala dengan serangan nyeri yang berlansung 4 – 72 jam. Nyeri biasanya unilateral, sifatnya berdenyut, intensitas nyerinya sedang samapai berat dan diperhebat oleh aktivitas, dan dapat disertai mual muntah, fotofobia dan fonofobia.
Migren merupakan ganguan yang bersifat familial dengan karakteristik serangan nyeri kepala yang episodic (berulang-ulang) dengan intensitas, frekuensi dan lamanya yang berbeda-beda. Nyeri kepala biasanya bersifat unilateral, umumnya disertai anoreksia, mual dan muntah.
Migren juga merupakan suatu kelainan yang multikompleks dan memerlukan penelitian dan analisa yang cermat. Gejala-gejala pada beberapa penderita kadang-kadang sukar sekali untuk dikontrol, tetapi dengan pendekatan yang sistematik dan teliti, banyak penderitanya yang dapat ditolong.
Jadi yang perlu diperhatikan pada pasien adalah memperhatikan gejala serangan migren yang kemudian disusul dengan memperbaiki fungsi pasien dengan mengoptimalkan self care dan penggunaan obat lain.

ETIOLOGI DAN FAKTOR RISIKO
Etiologi migren adalah sebagai berikut : (1) perubahan hormon (65,1%), penurunan konsentrasi esterogen dan progesteron pada fase luteal siklus menstruasi, (2) makanan (26,9%), vasodilator (histamin seperti pada anggur merah, natrium nitrat), vasokonstriktor (tiramin seperti pada keju, coklat, kafein), zat tambahan pada makanan (MSG), (3) stress (79,7%), (4) rangsangan sensorik seperti sinar yang terang menyilaukan(38,1%) dan bau yang menyengat baik menyenangkan maupun tidak menyenangkan, (5) faktor fisik seperti aktifitas fisik yang berlebihan (aktifitas seksual) dan perubahan pola tidur, (6) perubahan lingkungan (53,2%), (7) alkohol (37,8%), (7) merokok (35,7%).
Faktor risiko migren adalah adanya riwayat migren dalam keluarga, wanita, dan usia muda.

EPIDEMIOLOGI
Migren terjadi hampir pada 30 juta penduduk Amerika Serikat dan 75 % diantaranya adalah wanita. Migren dapat terjadi pada semua usia tetapi biasanya muncul pada usia 10 – 40 tahun dan angka kejadiannya menurun setelah usia 50 tahun. Migren tanpa aura lebih sering diabndingkan migren yang disertai aura dengan persentasi 9 : 1.

KLASIFIKASI MIGREN
Migren dapat diklasifikasikan menjadi migren dengan aura, tanpa aura, dan migren kronik (transformed). Migren dengan aura adalah migren dengan satu atau lebih aura reversibel yang mengindikasikan disfungsi serebral korteks dan atau tanpa disfungsi batang otak, paling tidak ada satu aura yang terbentuk berangsur – angsur lebih dari 4 menit, aura tidak bertahan lebih dari 60 menit, dan sakit kepala mengikuti aura dalam interval bebas waktu tidak mencapai 60 menit. Migren tanpa aura adalah migren tanpa disertai aura klasik, biasanya bilateral dan terkena pada periorbital. Migren kronik adalah migren episodik yang tampilan klinisnya dapat berubah berbulan- bulan  sampai bertahun- tahun dan berkembang menjadi sindrom nyeri kepala kronik dengan nyeri setiap hari.

PATOGENESIS
Sampai saat ini belum diketahui dengan pasti faktor penyebab migren. Dari penyelidikan yang sudah ada, diduga sebagai ganguan neurologis, perubahan sensitivitas system saraf dan aktivasi system trigeminal vaskular1.
1.      Gangguan neurologis
Setiap orang mempunyai ambang migren yang berbeda-beda, sesuai dengan reaksi neurovaskular terhadap perubahan mendadak dalam lingkungan. Dengan tingkat kerentanan yang berbeda-beda maka akan ada sebuah ketergantungan keseimbangan antara eksitasi dan inhibisi pada berbagai tingkat saraf.
2.      Perubahan sensitivitas sistem saraf
Proyeksi difus locus ceruleus ke korteks sereri dapat mengalami terjadinya oligmia kortikal dan mungkin pula terjadinya spreading depresision.
3.      Aktivasi trigeminal vaskular
Mekanisme migren berwujud sebagai refeks trigeminal vaskular yang tidak stabil dengan cacat segmental pada jalur nyeri. Cacat segmental ini yang memasukkan aferen secara berlebihan yang kemudian akan terjadi dorongan pada kortibular yang berlebihan. Dengan adanya rangsangan aferen pada pembuluh darah, maka menimbulkan nyeri berdenyut.
Kemungkinan lain terntang patogenesis migren didasarkan atas inflamasi neurogenik di dalam jaringan intrakanal. Terdapat beberapa hal yang dapat memperberat keluhan migren. Berikut ini adalah jenis keadaan yang dapat memperberat keluhan migren, diantaranya adalah:
1.      Stress, diburu waktu, marah atau adanya konflik
2.      Bau asap atau uap, asap rokok, perubahan udara dan cahaya yang menyilaukan
3.      Menstruarsi, pil KB, pengobatan hormon estrogen
4.      Kurang tidur atau terlalu lama tidur
5.      Lapar dan minuman keras
6.      Latihan fisik yang teralu banyak
7.      Pemakaian obat-obatan tertentu

PREVALENSI
Prevalensi migren ini beranekaragam bervariasi berdasarkan umur dan jenis kelamin. Migren dapat tejadi dari mulai kanak-kanak sampai dewasa.dari penelitian dengan mengunakan titik terang diungkapkan migren lebih sering ditemui pada wanita daibandingkan pria yaitu 2:12.Wanita hamil pun tidak luput dari serangan migren yang biasanya menyeang pada trimester I kehamilan. Migren biasanya jarang terjadi seteah usia 40 tahun. Resiko mengalami migren semakin besar pada orang yang mempunyai riwayat keluarga penderita migren.



PATOFISIOLOGI
Pada umumnya migren diklasifikasikan menjadi dua, yaitu :
1.      Migren dengan aura
Dengan aura (gejala neurologik), tidak jelas penyebabnya (idiopatik), bentuk serangan gejala neurologik berasal dari kors serebri dan batang otak. Manifestasi nyeri kepala biasanya tidak lebih dari 60 menit yaitu sekitar 5-20 menit. Nyeri kepala biasa disertai mual dengan atau tanpa fotofobia yang lansung menyusul pada gejala aura.
2.      Migren tanpa aura
Migren ini tanpa aura. Sakit kepalanya hampir sama dengan migren dengan aura tetapi lebih banyak ketidak jelasan penyebabnya dan banyak menggabungkan ketegangan sakit kepala. Nyerinya dapat digambarkan dan diprediksi dengan denyutan-denyutan pada salah satu bagian sisi kepala  Berdenyut-denyut, intensitas nyerinya sedang sampai berat disertai mual, fotofobia dan fonofobia. Bersifa kronis dengan manifestasi nyeri kepala 4-72 jam.
Dari penjumlahan tipe migren di atas ditemukan beberapa varian migren yang berbeda yaitu :
1.      Asephalic migren, tipe migren dengan aura tanpa disertai sakit kepala yang berikutnya.
2.      Basilar migren, migren aura dengan dysarthria, vertigo, diplopia dan penurunan     kesadaran disertai dengan mati rasa pada kedua sisi.
3.      Migrenkronis, migren tanpa aura dengan sakita paling sedkitnya setengah hari.
4.      Hemiplegic migren, familial dan terjadi pada sesuatu yang irregular kasus dengan kemungkinan aura dari hemiplegia
5.      Status migrainosus, serangan miraine lebih dari 72 jam.
6.      Childhood periodic symptoms, disertai paroxysmal vertigo, nyeri perut yang teratur dan   muntah.
Beberapa pengalaman migren disebabkan pula oleh adanya komplikasi, salah satunya adalah infrak migren, serangan migrennya sama tetapi deficit neurologiknya tetap ada setelah tiga minggu dan pemeriksaan CT Scan menunjukkan hipodensitas.

MANIFESTASI KLINIS
Gambaran klinis yang sering ditemui antara lain 1,2 :
Nyeri kepala : bersifat unilateral (pada salah satu sisi), bentuknya berdenyut menandakan adanya rangsangan aferean pada pembuluh darah.
Mual : mual adalah gejala yang paling sering dikemukakan oleh penderita, menunjukkan adanya ekstravasasi protein.
Aura : aura yang timbul biasanya berupa gangguan penglihatan (fotofobia atau f onofobia), bunyi atau bebauan tertentu, menandakan adanya proyeksi difus locus ceruleus  ke korteks serebri, adanya gejala produksi monocular pada retina dan produksi bilateral yang tidak normal.
Rasa kebal / baal
Vertigo : pusing, karena gerakan otot yang tidak terkontrol,menandakan adanya gejala neurologic yang berasal dari korteks serebri dan batang otak.
Rasa lemas waktu berdiri : disebabkan oleh turunnya tekanan darah waktu berdiri (postural hypotension).
Kontraksi otot-otot : disekitar dahi, pipi, leher, dan bahu, menandakan adanya ganguan mekanisme internal tubuh yang disebut jam biologis (biological clock).
DIAGNOSIS
Anamnesa riwayat penyakit dan ditegakkan apabila terdapat tanda – tanda khas migren. Kriteria diagnostik IHS untuk migren dengan aura mensyaratkan bahwa harus terdapat paling tidak tiga dari empat karakteristik berikut : (1) migren dengan satu atau lebih aura reversibel yang mengindikasikan disfungsi serebral korteks dan atau tanpa disfungsi batang otak, (2) paling tidak ada satu aura yang terbentuk berangsur – angsur lebih dari 4 menit, (3) aura tidak bertahan lebih dari 60 menit, (4) sakit kepala mengikuti aura dalam interval bebas waktu tidak mencapai 60 menit.
Tidak ada tes laboratorium yang dapat mendukung penegakan diagnosis migren. Migren kadangkala sulit untuk didiagnosis karena gejalanya dapat menyerupai gejala sakit kepala lainnya. Pemeriksaan standard yang dilakukan adalah dengan menggunakan kriteria International Headache Society4. Kriteria diagnostik IHS untuk migren tanpa aura mensyaratkan bahwa harus terdapat paling sedikit lima kali serangan nyeri kepala seumur hidup yang memenuhi kriteria berikut : (a) berlangsung 4 – 72 jam, (b) paling sedikit memenuhi dua dari : (1) unilateral , (2) sensasi berdenyut, (3) intensitas sedang berat, (4) diperburuk oleh aktifitas, (3) bisa terjadi mual muntah, fotofobia dan fonofobia.

PEMERIKSAAN
Gejala migren yang timbul perlu diuji dengan melakukan pemeriksaan lanjutan untuk menyingkirkan kemungkinan penyakit lain dan kemungkinan lain yang menyebabkan sakit kepala. Pemeriksaan lanjutan tersebut adalah:
1.      MRI atau CT Scan, yang dapat digunakan untuk menyingkirkan tumor dan perdarahan otak.
2.       Punksi Lumbal, dilakukan jika diperkirakan ada meningitis atau perdarahan otak.

DIFERENSIAL DIAGNOSIS
Diferensial diagnosa migren adalah malformasi arteriovenus, aneurisma serebri, glioblastoma, ensefalitis, meningitis, meningioma, sindrom lupus eritematosus, poliarteritis nodosa, dan cluster headache.

MEDIKAMENTOSA
Yang digunakan untuk menghentikan serangan migren, meliputi :
1.      Anti-Inflamasi Non Steroid (NSAID), misalnya aspirin, ibuprofen, yang merupakan obat lini pertama untuk mengurangi gejala migren.
2.      Triptan (agonis reseptor serotonin). Obat ini diberikan untuk menghentikan serangan migrain akut secara cepat. Triptan juga digunakan untk mencegah migrain haid.
3.      Ergotamin, misalnya Cafegot, obat ini tidak seefektif triptan dalam mengobati migrain.
4.       Midrin, merupakan obat yang terdiri dari isometheptana, asetaminofen, dan dikloralfenazon.
5.      Analgesic, mengandung butalbital yang sering memuaskan pada terapi
6.      Opioid analgesics, pada umumnya lapang perantaranya memberikan hasil yang mengecewakan
7.      Corticosteroids unsur yang membutuhkan waktu singkat untuk mengurangi tingkat nyeri migren
8.      Isometheptene, tidak dapat digunakan pada vasoconstrictor.

KOMPLIKASI
Komplikasi Migren adalah rebound headache, nyeri kepala yang disebabkan oleh penggunaan obat – obatan analgesia seperti aspirin, asetaminofen, dll yang berlebihan.

PREVENTIV TERAPI
Terapi pencegahan migren digunakan untuk pencegahan migren diantaranya 5,6 :
1.  Pencegahan farmakologi, diantaranya :
a.        Beta bloker, misalnya propanolol
b.       Penghambat Kanal Kalsium, yang mengurangi jumlah penyempitan pembuluh (konstriksi) darah
c.       Antidepresan, misalnya amitriptilin, antidepresan trisiklik, yang terbukti efektif untuk mencegah timbulnya migrain.
d.      Antikonvulsan
2.      Pencegahan non-farmakologi, diantaranya
a.       Terapi relaksasi
b.      Terapi tingkah laku
c.       Tekhnik biofeedback
d.      Homeopathy
e.       Acupuncture
f.       Reflexology
g.      Pijat
h.      Pergantian temperature