Minggu, 22 Maret 2015
Kamis, 19 Maret 2015
Masyarakat
Indonesia sebagian besar bekerja menggunakan beban fisik. Masyarakat cenderung
melakukan kegiatan semaksimal mungkin untuk mendapatkan penghasilan sebanyak-banyaknya.
Kegiatan yang dilakukan secara terus menerus tanpa diselingi istirahat dapat mengakibatkan
dampak negatif dalam waktu panjang. Kegiatan yang dilakukan secara
berkepanjangan dengan posisi yang salah juga dapat mengakibatkan Penyakit
Akibat Kerja (PAK). Masalah ini sering diabaikan oleh masyarakat, karena itu
masyarakat perlu diberikan suatu edukasi untuk dapat memahami dampak yang
terjadi akibat kelelahan kerja. Salah satu cara terjun langsung ke masyarakat
yaitu dengan melakukan Pelaksanaan Pengabdian Masyarakat (P2M).
Pelaksanaan
P2M
merupakan salah satu kewajiban dari universitas dan disetiap jurusan.
Pelaksanaan P2M banyak bermanfaat bagi mahasiswa, masyarakat maupun dari
instansi bersangkutan. Dalam pelaksanaan ini dapat memadukan teori yang didapat
dengan pelaksanaan secara nyata. Program ini dapat menuntun mahasiswa untuk terjun
langsung ke lapangan dengan berinteraksi sesuai dengan adat di setiap lokasi.
P2M
seseungguhnya selain bermanfaat untuk mahasiswa juga bermanfaat untuk warga
sekitar yang ikut berpartisipasi untuk datang dan berperan aktif dilokasi. Dari
P2M yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi akan meningkatkan ilmu
masyarakat awam.
Di dalam P2M yang diadakan oleh Himpunan Mahasiswa
Fisioterapi Universitas Dhyana Pura di Banjar Senganan Kanginan, Desa Senganan,
Kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan, Provinsi Bali, tanggal 20 – 22 Februari tahun
2015 yang bertemakan KINEMATIKA III (
Kinerja Eksternal Mahasiswa Fisioterapi Kemasyarakat ). Dari tema
diatas kami bertujuan untuk membantu masyarakat dalam gangguan fungsi gerak
pada tubuh yang dimana masyarakat bermayoritas sebagai peternak dan petani.
Disini kami memberikan
kuisioner dengan Nordic Body Map dan 30 pertanyaan tanda - tanda kelelahan umum
selanjutnya melakukan assesment,
diagnosa, perencanaan, intervensi serta re-evaluasi
kepada klien kami. Adapun jumlah masyarakat berpartisipasi ada 128 orang. Rata
– rata keluhan yang di miliki oleh masyarakat desa Sengganan antara lain Back Pain, Elbow, Tendinitis Bicipitalis,
Tendinitis Supraspinatus, Tremor, Frozen Shoulder, Piriformis
Syndrom, serta Stroke. Modalitas
yang kami gunakan adalah Infra Red
(IR), Manual Therapy, dan Exercise Therapy. Sebagian Besar
keluahan yang dialami klien dapat membaik setelah kami tangani. Pada KINEMATIKA
III ini kami menjumpai klien yang mengalami Stroke, sehingga harus kami
intervensi secara rutin selam 3 hari. Excercise Therapy juga kami berikan
kepada beberapa klien untuk mengoptimalkan fungsi gerak tubuh klien.
Sabtu, 14 Maret 2015
Jumat, 06 Maret 2015
Osteoporosis
OSTEOPOROSIS
Tulang
mengalami perkembangan antara umur 13-15 tahun dan mulai menurun karena faktor
usia dan osteoporosis dalam empat dekade terakhir. Karena itu, penting bagi
seorang remaja mengoptimalkan proses pembentukan tulang selama dewasa sebagai bagian
perlindungan terhadap osteoporosis di masa tua. Dengan melakukan
latihan-latihan olahraga secara teratur dan gerakan yang benar maka akan sangat
bermanfaat dalam pencegahan maupun dalam pengobatan osteoporosis. Latihan
olahraga tertentu tidak hanya dapat membantu kita melindungi diri terhadap
berkurangnya kepadatan tulang akibat bertambahnya usia, tetapi juga dapat
meningkatkan kepadatan massa tulang pada daerah-daerah tertentu.
Terutama
bagi wanita biasanya mengalami osteoporosis lebih dulu dari pada pria. Kalau
kita berpola
hidup yang sehat, badan dapat membuat tabungan tulang yang lebih banyak. Tetapi
setelah umur 35 tahun, tulang yang dibuang (oleh badan kita sendiri) menjadi
lebih sering, sedangkan penabungan tulangnya tetap sama. Pada waktu seorang
wanita mengalami menopause, pembuangan massa tulang meningkat karena tidak
adanya hormon estrogen. Pada kebanyakan wanita, pembuangan massa tulang lebih banyak
dibandingkan dengan pembentukan tulang. Akibatnya, terjadilah osteoporosis
alias keropos tulang. Dan pada usia 50-an tahun, kemungkinan untuk mengalami
patah tulang karena osteoporosis menjadi lebih besar.
Tidak
perlu menunggu tua untuk mencegah osteoporosis, karena pencegahan sejak usia
dini sangat efektif dan dapat meminimalisir resiko tersebut.
sumber foto : https://www.rheumatology.org/assets/0/116/429/489/f2c55648-ecb9-44e7-968a-f4d72328c903.jpg?n=678
FAKTOR – FAKTOR
PENYEBAB RESIKO OSTEOPOROSIS
1.
Wanita
Osteoporosis lebih
banyak terjadi pada wanita. Hal ini disebabkan pengaruh hormonestrogen yang
mulai menurun kadarnya dalam tubuh sejak usia 35 tahun. Selain itu,wanita pun
mengalami menopause yang dapat terjadi pada usia 45 tahun.
2.
Usia
Seiring dengan
pertambahan usia, fungsi organ tubuh justru menurun. Pada usia 75-85tahun,
wanita memiliki risiko 2 kali lipat dibandingkan pria dalam mengalami
kehilangan tulang trabekular karena proses penuaan, penyerapan kalsium menurun
dan fungsi hormon paratiroid meningkat.
3.
Ras/Suku
Ras juga membuat
perbedaan dimana ras kulit putih atau keturunan asia memiliki risikoterbesar.
Hal ini disebabkan secara umum konsumsi kalsium wanita asia rendah. Salahsatu alasannya
adalah sekitar 90% intoleransi laktosa dan menghindari produk dari hewan. Pria
dan wanita kulit hitam dan hispanik memiliki risiko yang signifikan meskipun
rendah.
4.
Keturunan Penderita Osteoporosis
Jika ada anggota
keluarga yang menderita osteoporosis, maka berhati-hatilah.
Osteoporosis menyerang penderita dengan
karakteristik tulang tertentu. Seperti kesamaan
perawakan
dan bentuk tulang tubuh. Itu artinya dalam garis keluarga pasti punya
strukturgenetik tulang yang sama.
5. Gaya
Hidup Kurang Baik
v Konsumsi
daging merah dan bersoda
v Minuman
berkafein dan beralkohol
v Malas
olahraga
v Merokok
v Kurang
kalsium
6. Mengonsumsi
obat
Obat kortikosteroid yang sering
digunakan sebagai anti peradangan pada penyakit asma dan alergi Jika sering
dikonsumsi dalam jumlah tinggi akan mengurangi massa tulang. Sebab,
kortikosteroid menghambat proses osteoblas. Selain itu, obat heparin dan anti
kejang juga menyebabkan penyakit osteoporosis.
Beberapa hal
yang perlu diperhatikan oleh penderita osteoporosis adalah :
1. Beban
di depan: menahan beban di depan badan dapat membahayakan. Hal ini disebabkan karena
memberikan pembebanan pada tulang belakang yang dapat menyebabkan fraktur kompresi
(patah tulang karena penekanan).
2. Latihan
otot-otot perut seperti crunch atau sit up sebaiknya dihindari sebab dapat menyebabkan
fraktur kompresi.
3. Latihan-latihan
dengan fleksi ke depan (membungkuk) pada tulang-tulang punggung, misalnya
membungkuk kedepan dari posisi duduk atau berdiri sebaiknya dihindari.
4. Latihan
olahraga pada para penderita osteoporosis sebaiknya tidak hanya latihan
kekuatan untuk tulangnya saja, tetapi juga untuk memperbaiki perimbangan,
koordinasi, dan kekuatan otot sehingga dapat memperkecil kemungkinan jatuh.
Jatuh adalah penyebab fraktur yang utama.
5. Pada
waktu melakukan latihan-latihan beban sebaiknya jangan sambil melakukan
olahraga yang bergerak. Misalnya, jangan melakukan olahraga jalan sambil
membawa beban atau dipasang beban pada pergelangan tangan atau pergelangan
kaki. Pada waktu melakukan latihanlatiha olahraga aerobik jangan menggunakan
beban karena kemungkinan cedera menjadi lebih besar.
- sumber ( http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/131808341/Mencegah%20dan%20Mengatasi%20Osteoporosis.pdf )